Bicara Berita, Internasional - Dilaporkan militer Myanmar menggunakan segala cara untuk membersihkan etnis Rohingya. Tidak hanya senjata, militer Myanmar juga menggunakan modus pemerkosaan sebagai salah satu membersihkan etnis minoritas Muslim itu.
"Militer Myanmar diketahui menggunakan pemerkosaan sebagai salah satu cara mengerikan untuk membersihkan etnis Rohingya," ujar Skye Wheeler, peneliti pelanggaran seksual dari Human Rights Watch, kepada Reuters.
Wheeler mendapati fakta mengerikan ini setelah dia mewawancarai ratusan ribu pengungsi Rohingya yang kabur dari kekerasan di Rakhine, Myanmar, yang berlangsung sejak Agustus lalu.
"Pemerkosaan dan berbagai bentuk kekerasan seksual lainnya sudah meluas secara sistematis. Sangat traumatis, brutal dan menghina," jelas Wheeler.
Pihak Myanmar sampai saat ini terus menyangkal tuduhan pembersihan etnis ini. Tetapi, ribuan pengungsi yang berada di kamp-kamp pengungsian Bangladesh juga terus menuturkan kisah pedihnya, salah satunya adalah Nurshida.
Ketika sekelompok militer masuk ke sekolahnya di Rakhine bulan lalu, gadis berusia 18 tahun itu sedang belajar di ruang kelas.
Sambil menodongkan senjatanya, tentara tidak berseragam itu menggiring 30 orang anak yang berada di dalam ruang kelas itu menuju auditorium utama sekolah.
Di sanalah tentara itu kemudian memisahkan murid perempuan dan laki-laki. Di salah satu sudut aula tersebut, pemerkosaan akhirnya tak terhindarkan dan Nurshida menjadi korban pertamanya.
"Salah seorang pria tersebut menjatuhkan saya ke lantai. Saya kemudian mulai berteriak, tetapi salah seorang tentara memukul wajah saya dan kemudian menelanjangi saya," ungkap Nurshida.
Nasib malang juga menerpa Parvin. Sesaat setelah para tentara Myanmar memenggal kepala suaminya, Parvin lalu diperkosa dalam keadaan hamil 5 bulan.
"Mereka kemudian memukuli saya sampai tidak sadarkan diri. Saya lalu terbangun di sebuah desa yang tidak berpenghuni dan keluarga ipar saya berusaha mencari saya. Akhirnya saya dibawa ke rumah mereka dalam keadaan telanjang bulat," jelasnya.
Hal terakhir yang bisa dilakukan oleh ibu mertua Parvin adalah membantu dirinya untuk membersihkan tubuhnya setelah diperkosa.
"Dia lalu mengatakan tak mau mengurus saya dan menolak saya," ucap Parvin sambil menangis.
Saat ini, dia harus tinggal sendirian di sebuah rumah bambu. Dalam kondisi hamil tua, dan dia hidup dalam ketakutan akan pria.
"Saya tidak bisa menikah lagi setelah apa yang terjadi. Saya tidak punya pilihan lain selain membesarkan bayi saya sendiri. Hanya itulah tujuan saya sekarang ini. Saya sudah kehilangan akan semuanya," ungkap Parvin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar